Tim Sepakbola Semen Padang berdiri adalah jelmaan dari tim sepakbola Porsep (Persatuan Olahraga Semen Padang), sebuah tim yang dibentuk dan dikelola PT Semen Padang. Porsep saat itu tercatat sebagai klub dibawah naungan bonden sepakbola Kota Padang, yaitu PSP Padang.
Pada akhir tahun 1980 timbul gagasan dari pengurus Porsep, salah satunya Drs Rustam Gafur, agar Porsep bisa ikut berkiprah di kompetisi sepakbola nasional. Saat itu PSSI mengeluarkan format kompetisi antar klub, yang diberi Liga Sepakbola Utama (Galatama).
Keinginan untuk mengikuti kompetisi galatama itu coba diwujudkan dengan mengganti nama Porsep menjadi Persatuan Sepakbola Semen Padang (PS. Semen Padang). 30 November 1980, secara resmi Porsep berganti nama dan tanggal tersebut menjadi tanggal resmi berdirinya PS. Semen Padang.
Langkah selanjutnya, PS Semen Padang mendaftarkan diri sebagai salah satu anggota galatama. Namun, kiprah pertama PS Semen Padang di kompetisi Galatama baru terwujud tahun 1985, saat bertarung di kompetisi galatama Divisi I.
PS Semen Padang waktu itu berkompetisi dengan tim seperti Tempo Utama Bandung, Bina Kencana Makassar, Caprina Bali, Cahaya Kita Jakarta dan Putra Mataram.. Itulah awal kiprah SP di kompetisi nasional. Pada partisipasi perdananya itu, SP langsung tampil sebagai juara Galatama Divisi I, dan promosi ke Liga Utama.
Di level elit itu, Semen Padang berkesempatan berkompetisi dengan tim-tim mapan seperti Niac Mitra Surabaya, UMS 80 Jakarta , Pardedetex dan Mercu Buana Medan, Indonesia Muda, Tunas Inti, Mercu Buana, Perkesa 78 Sidoarjo, Warna Agung, Makassar Utama dsb.
Namun, dinamika yang buruk kompetisi Liga Utama ini, sejumlah tim-tim satu persatu berguguran dan membubarkan diri. Namun ditengah terpaan kompetisi yang tak sehat itu, SP tetap eksis berkompetisi. Bahkan, tercatat SP saat ini adalah satu-satunya tim era galatama generasi pertama yang masih bertahan hingga detik ini.
Hanya SP yang terus mengikuti kompetisi galatama, ketika klub-klub galatama baru silih berganti muncul, tapi kemudian bubar lagi. Kondisi ini berlangsung sampai akhirnya PSSI melebur kompetsi galatama dengan tim-tim Perserikatan dalam format Liga Indonesia 1995-1996.
Di kompetisi semi professional Liga Indonesia, prestasi SP sebenarnya tidak terlalu buruk, buktinya tim berjuluk “Kabau Sirah” ini tak pernah terdegradasi atau turun kasta ke Divisi lebih rendah.
Namun, Semen Padang juga bukan tim yang cukup layak disebut tim papan atas, karena prestasi SP cenderung tak konsisten dari musim ke musim. Prestasi terbaik SP adalah semifinalis Liga Indonesia 2001/2002, pada era kepelatihan Suhatman Imam, dengan sejumlah pemain tenar seperti Ellie Aiboy, Rommy Diaz Putra, Effendi Ibrahim, Erol Iba, Carlos Renato, dan Jung Sunday.
Selain itu juga SP juga pernah masuk 10 besar Ligina 1998/99, sekaligus meraih trofi Fair Play dengan pelatih Jenniwardin. Mereka tidak terkalahkan di babak penyisihan 10 besar dan hanya kalah selisih gol dengan Persebaya Subaya untuk lolos ke semifinal
Di ajang lain kompetisi nasional, SP pernah sekali menjuarai Piala Liga tahun 1991, dan itulah satu-satunya trophy level nasional yang tersimpan di lemari trophy SP. Tahun berikutnya berhak mewakili Indonesia di ajang Piala Winners Asia, dan berhasil maju ke babak kedua, setelah menyingkirkan Ho Chi Mint (Vietnam) langkah SP dijegal Yokohama Marinos, Jepang. Menang 2-1 di Padang, tapi kalah 0-11 di Yokohama.
Sumber : http://www.facebook.com/topic.php?uid=268414471246&topic=13129
Tidak ada komentar:
Posting Komentar